GREATPOWER

Tren Pasar Baterai Lithium dan BESS di Indonesia 2025

Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan energi bersih dan efisiensi energi di Indonesia terus meningkat. Salah satu teknologi yang menjadi kunci dalam transisi energi ini adalah baterai lithium dan sistem BESS (Battery Energy Storage System). Pada tahun 2025, tren pasar baterai lithium dan BESS di Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan. Apa saja faktor pendorongnya dan bagaimana proyeksi perkembangannya? Simak ulasannya berikut ini.

Proyeksi Pertumbuhan Pasar di 2025

Berdasarkan berbagai laporan riset dan roadmap energi nasional, berikut adalah beberapa prediksi untuk pasar baterai lithium dan BESS di Indonesia tahun 2025:

1. Permintaan Naik Hingga 30–40%

Didorong oleh pertumbuhan sektor PLTS dan kendaraan listrik (EV), permintaan baterai lithium diperkirakan meningkat tajam. Pemerintah menargetkan 2 juta kendaraan listrik beroperasi pada 2025, mendorong lonjakan permintaan baterai.

2. Pertumbuhan Proyek BESS Skala Besar

PLN dan beberapa pengembang energi independen mulai mengembangkan proyek BESS untuk mendukung grid listrik nasional, terutama di wilayah timur Indonesia. Ini penting untuk menjaga grid stability saat integrasi energi terbarukan yang fluktuatif.

3. Pabrik Baterai Lokal Mulai Beroperasi

Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama baterai lithium, mulai menarik investasi besar dalam pembangunan pabrik baterai. Proyek seperti Indonesia Battery Corporation (IBC) akan memainkan peran penting pada 2025.

Faktor Pendorong Pertumbuhan

  • Transisi ke Energi Terbarukan: Target bauran energi 23% dari EBT (Energi Baru Terbarukan) pada 2025.
  • Adopsi Kendaraan Listrik: Didukung insentif pemerintah dan regulasi yang agresif.
  • Kebutuhan Stabilitas Grid: Teknologi BESS dibutuhkan untuk menjaga keandalan pasokan energi, terutama di daerah terpencil dan non-interkoneksi.
  • Tekanan Global untuk Dekarbonisasi: Perusahaan dan pemerintah didorong untuk mengurangi emisi karbon.

Peluang Bisnis & Investasi

Bagi investor dan pelaku industri, 2025 menjadi momentum emas untuk masuk ke pasar ini:

  • Manufaktur baterai lithium lokal
  • Integrator sistem BESS untuk sektor industri dan kelistrikan
  • Penyedia jasa energi berbasis penyimpanan (energy-as-a-service)
  • Kemitraan dengan proyek PLTS komersial dan skala utilitas

Tantangan yang Masih Dihadapi

Meski prospeknya cerah, pasar baterai lithium dan BESS di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan:

  • Biaya investasi awal yang masih tinggi
  • Kurangnya SDM ahli di bidang teknologi penyimpanan energi
  • Regulasi teknis dan standar keamanan yang masih berkembang
  • Ketergantungan pada teknologi impor

Kesimpulan

Tahun 2025 akan menjadi titik balik penting bagi perkembangan baterai lithium dan BESS di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya energi bersih dan dukungan kebijakan pemerintah, teknologi ini akan menjadi tulang punggung sistem energi masa depan.

Bagi para pelaku industri, inilah saat yang tepat untuk terlibat aktif — baik sebagai pengembang, investor, maupun pengguna teknologi penyimpanan energi. Indonesia tidak hanya menjadi pasar potensial, tapi juga pusat produksi dan inovasi baterai di Asia Tenggara.

Scroll to Top