
Dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baterai berperan sebagai penyimpan energi dari panel surya agar listrik tetap tersedia saat malam hari atau cuaca mendung.
Namun, menentukan kapasitas baterai bukan sekadar soal besar kecilnya ukuran — ini tentang menyesuaikan kebutuhan energi harian dengan efisiensi sistem.
Jika kapasitas terlalu kecil, daya cepat habis; sebaliknya, jika terlalu besar, investasi jadi tidak efisien. Karena itu, perhitungan kapasitas baterai harus dilakukan dengan cermat agar sistem PLTS bekerja optimal dan tahan lama.
1. Mulai Tentukan Kapasitas Baterai Panel Surya dari Kebutuhan Energi Harian
Langkah pertama untuk menentukan kapasitas baterai panel surya adalah menghitung total konsumsi energi harian (dalam satuan Watt-hour atau Wh). Caranya sederhana:
- Catat semua perangkat listrik yang digunakan (lampu, kulkas, pompa air, TV, dan lainnya).
- Kalikan daya masing-masing perangkat (Watt) dengan lama waktu penggunaannya (jam/hari).
- Jumlahkan semua hasilnya.
Contoh:
- 4 lampu LED 10W × 5 jam = 200 Wh
- 1 TV 80W × 4 jam = 320 Wh
- 1 kulkas 120W × 10 jam = 1200 Wh
Total konsumsi harian = 1720 Wh atau 1,72 kWh
2. Simulasi Perhitungan Kebutuhan Energi Harian
Setelah mengetahui kebutuhan energi, langkah berikutnya adalah mengonversinya menjadi kapasitas baterai (Ampere-hour / Ah) sesuai tegangan sistem. Rumus dasar perhitungannya adalah:

Misalnya:
- Kebutuhan energi harian: 1720 Wh
- Tegangan sistem: 12V
- Efisiensi baterai: 0,85 (atau 85%)

Jadi, dibutuhkan baterai dengan kapasitas minimal 170Ah untuk memenuhi kebutuhan energi harian tersebut.
Baca Juga
3. Menentukan Durasi Cadangan Energi
Faktor lain yang tak kalah penting adalah berapa lama sistem harus bisa bertahan tanpa sinar matahari — biasanya disebut autonomy days.
Untuk rumah tangga, umumnya disarankan 1–2 hari cadangan. Jika kebutuhan energi harian 1,72 kWh dan kamu ingin cadangan 2 hari, maka:

Dengan asumsi efisiensi dan tegangan sama seperti sebelumnya, maka:

Artinya, kamu bisa menggunakan dua baterai 12V 170Ah yang dihubungkan paralel untuk mencapai kapasitas ideal.
4. Mempertimbangkan Jenis Kapasitas Baterai Panel Surya
Jenis baterai juga memengaruhi perhitungan dan pertimbangan kamu dalam memilih kapasitas baterai untuk panel surya.
- Baterai lithium memiliki depth of discharge (DoD) tinggi (hingga 90–95%), artinya hampir seluruh kapasitasnya bisa digunakan.
- Baterai timbal-asam (lead-acid) biasanya hanya efektif sampai 50% DoD agar tidak cepat rusak.
Jadi, untuk kebutuhan energi yang sama, baterai lithium memerlukan kapasitas lebih kecil dibanding baterai timbal-asam — membuatnya lebih efisien dan hemat ruang.
5. Contoh Kasus Sederhana
Jika kamu ingin sistem PLTS rumahan yang dapat menyalakan lampu, kulkas, dan TV selama dua hari tanpa matahari, dengan kebutuhan total 3,44 kWh dan menggunakan baterai lithium 12V, maka:

Maka, kamu bisa menggunakan dua baterai lithium 12V 150Ah atau satu baterai 24V 150Ah sesuai konfigurasi sistem PLTS kamu.
Kesimpulan
Menentukan kapasitas baterai untuk PLTS bukan hanya soal angka, tapi tentang menyeimbangkan kebutuhan energi, efisiensi, dan biaya investasi.
Dengan memahami pola konsumsi listrik, efisiensi baterai, serta kebutuhan cadangan energi, kamu bisa merancang sistem yang tahan lama, efisien, dan optimal.
Dan di antara berbagai pilihan yang ada, baterai lithium kini menjadi solusi paling andal untuk sistem PLTS modern — berkat keunggulannya dalam daya tahan, efisiensi tinggi, dan kemudahan perawatan.


